Halo!
Karena keseringan off blogging dan balik-balik dengan minta maaf, i'll just skip the excusing-myself part and head on to what i'm really trying to tell. :)
Setelah ampir 3 bulan tinggal di rumah mertuanya, hari Minggu kemaren kaka pertama gue, Ka Ela, akhirnya pindah ke rumah barunya di daerah Gunung Putri, Bogor. Ngontrak sih, but hey, its a momentous step for that couple in order of maturing their relationship. At least kaka gue akan stop dimanjakan dengan masakan mertuanya yang aduhai *terbukti dari lengan atasnya yang mulai nyaingin pepaya*, dan mulai ngebiasain masak sendiri. You see, she used to not be able to differentiate spinach from kale. *rolling eyes*
Impresi pertama gue pas liat rumahnya...KECIL.
Tapi setelah masuk dan keliling-keliling.....TETEP KECIL.
Cuma butuh waktu 1 menit, give or take, buat ngelilingin rumahnya dari luar-ke dalem-ke luar lagi-ke rumah tetangga...ya engga lah, ngapain?
Mungkin karena gue kebiasa ama rumah gue yang, engga gede sih, tapi lapang jeung teu loba betrak-betruk.
Rumah baru ini dipulas kuning cerah dan punya beranda depan yang oke buat kongkow-kongkow, despite Bogor's weather which is like a living hell compared to Bandung.
Terdiri dari 1 ruang keluarga, 1 kamar tidur utama, 1 dapur, 1 kamar mandi, 1 ruang makan, 1 ruang tidur tamu, 1 lapangan golf. (Kalo sampe tahap ini lo blom sadar ada yang salah berarti lo ga konsen. Baca ulang sanah. Di bawah tiang bendera. Sekarang.)
Rumah baru ini bukan sekedar gedung baru, tapi sebuah tonggak sejarah *halah* yang bakal jadi saksi bisu perjalanan idup keduanya, dan keluarga kami.
Ia akan melihat keduanya saling mengasihi.
Ia (mungkin) akan jadi saksi keduanya saling mencaci. (naudzubillah)
Ia akan ikut serta dalam diskusi soal biaya hidup, tabungan pendidikan anak, tetangga yang mengesalkan, masalah di kantor, sampai bumbu dapur dan cucian kotor.
Di dalamnya lah akan terdengar gema langkah pertama si mungil nanti.
Di beranda nya lah keluarga kami akan bersilaturahmi saat Idul Fitri.
Di luar sana, biarlah badai dan petir mengamuk sesukanya.
Tapi RUMAH dan KELUARGA lah tempatmu melepas jemu dan memupuk bahagia.
Karena keseringan off blogging dan balik-balik dengan minta maaf, i'll just skip the excusing-myself part and head on to what i'm really trying to tell. :)
Setelah ampir 3 bulan tinggal di rumah mertuanya, hari Minggu kemaren kaka pertama gue, Ka Ela, akhirnya pindah ke rumah barunya di daerah Gunung Putri, Bogor. Ngontrak sih, but hey, its a momentous step for that couple in order of maturing their relationship. At least kaka gue akan stop dimanjakan dengan masakan mertuanya yang aduhai *terbukti dari lengan atasnya yang mulai nyaingin pepaya*, dan mulai ngebiasain masak sendiri. You see, she used to not be able to differentiate spinach from kale. *rolling eyes*
Impresi pertama gue pas liat rumahnya...KECIL.
Tapi setelah masuk dan keliling-keliling.....TETEP KECIL.
Cuma butuh waktu 1 menit, give or take, buat ngelilingin rumahnya dari luar-ke dalem-ke luar lagi-ke rumah tetangga...ya engga lah, ngapain?
Mungkin karena gue kebiasa ama rumah gue yang, engga gede sih, tapi lapang jeung teu loba betrak-betruk.
Rumah baru ini dipulas kuning cerah dan punya beranda depan yang oke buat kongkow-kongkow, despite Bogor's weather which is like a living hell compared to Bandung.
Terdiri dari 1 ruang keluarga, 1 kamar tidur utama, 1 dapur, 1 kamar mandi, 1 ruang makan, 1 ruang tidur tamu, 1 lapangan golf. (Kalo sampe tahap ini lo blom sadar ada yang salah berarti lo ga konsen. Baca ulang sanah. Di bawah tiang bendera. Sekarang.)
Rumah baru ini bukan sekedar gedung baru, tapi sebuah tonggak sejarah *halah* yang bakal jadi saksi bisu perjalanan idup keduanya, dan keluarga kami.
Ia akan melihat keduanya saling mengasihi.
Ia (mungkin) akan jadi saksi keduanya saling mencaci. (naudzubillah)
Ia akan ikut serta dalam diskusi soal biaya hidup, tabungan pendidikan anak, tetangga yang mengesalkan, masalah di kantor, sampai bumbu dapur dan cucian kotor.
Di dalamnya lah akan terdengar gema langkah pertama si mungil nanti.
Di beranda nya lah keluarga kami akan bersilaturahmi saat Idul Fitri.
Di luar sana, biarlah badai dan petir mengamuk sesukanya.
Tapi RUMAH dan KELUARGA lah tempatmu melepas jemu dan memupuk bahagia.
No comments:
Post a Comment