Thursday, August 5, 2010

Partner vs Trophy

Pertama baca konsep partner-trophy ini dari bukunya Adithya Mulya, Jomblo Mengejar Cinta. Mencoba melihat aplikasinya di keseharian gue, dan ternyata cocok. Hampir semua orang -sadar ato engga- mengaplikasikan ini dalam kehidupan cintanya. *halah* Termasuk gue. :D

Familiar dengan konsep ini? Kalo engga mari kita review..
Jadi menurut Gege (ato Adithya Mulya, sang penulis) orang itu mencari pasangan hidupnya diklasifikasikan jadi dua. Ada yang mencari partner dan ada yang mencari trophy. Apa bedanya? we'll see..

Sang Pengumpul Trophy
Mencari pasangan idup (pacar, istri, u name it) berdasarkan kualitas. Kualitasnya bisa macem-macem, cantik, pintar, 9h4ouL, tenar, apapun itu. Seems engga salah ya? Tapi jadi salah ketika dia mencari orang berkualitas itu untuk dibanggakan.
"Wih gila, koq lo bisa sih dapetin dia? Mantap!"
"Whaow, ke dukun mana lo? Gilaa, congratz yak!"
Omongan-omongan semacem itulah yang dikejar oleh sang pengumpul trophy. Orientasinya adalah dengan bersama orang berkualitas ini dia bisa merasa bangga di hadapan orang-orang di sekitarnya. Kebanggan yang semu. Sesuatu yang sangat rentan luntur lalu gugur.

Sang Pencari Partner
Mencari pasangan idup berdasarkan kecocokan. Atau ketidakcocokan. Mencari seseorang yang bisa memperbaiki kekurangan dan menajamkan kelebihan kita. Karena basic-nya partner, hubungan mereka didasarkan pada simbiosis mutualisme dan rasa yang ada. Saling memperbaiki, saling belajar, saling menumbuhkan. Sambil sesekali mengumbar rasa. :)
Sang pencari partner tahu, dia dan partnernya punya hak dan kewajiban yang sama untuk saling mengembangkan. Bahwa pada akhirnya, berakhir indah atau tidak, mereka tidak akan pernah menyesali hubungan mereka karena mereka mendapat banyak pelajaran dari sana.

Me? I'll go with the partner. At least for now. :D
Pikiran ini muncul lagi setelah ngobrol-ngobrol ama temen KKN gue, Rijut aka si cewek cerdas..ato cadas yah? Ato culas? Ya pokonya itu lah. Dia bilang kalo cowo umur segue udah harus nyari partner, bukan lagi trophy, seperti yang dia bilang selama ini gue lakukan. Well, terima kasih JUT, untuk membuat gue merasa tua dan brengsek sekaligus.

Ada SMS-nya yang gue save.

"Udah sih jngn cari trophy lg. Geus jadi juara umum maneh. Berhentilah d puncak karir.."
Sebuah teori keren. Kalau saja gue ga tau bahwa itu prinsip yang dia dapat dari bermain poker. Ckck, somethings are REALLY better left unknown.

"Emang susah klo mw dapet partner.. Ga cukup cm keren.."
Darn right, it is.

Ah okaay. Enough with this hearted thingy.
Actually love life has not been my priority from some moment back then. I have bigger thing to do and to take responsibility of. Plus i recently considering some way of finding my future wife. One my religion has long ago taught me. We'll see where this thought brought me. :)

See ya on my next post! (it wont be long..gehee)


No comments: