Lapor, para pembaca sekalian.
Gue sekarang sedang berada di ruang Prof. Hendro, kepala bagian Bedah Vaskuler, menggunakan fasilitas komputer dan internetnya sementara beliau di OK. Sebuah tindakan yang mengancam keselamatan jiwa raga.
Karena bingung mau ngapain, gue ngeberesin draft-draft gue di blogger dan nemu ini.
Likely gue tulis pas jaman mau SOOCA kayaknya.
Dari kontennya nampak sekali bahwa gue nearly suicidal, but thank God i didn't proceed.
Bottomline, emang idup gue di koas (khususnya sembilan minggu di bagian bedah ini) berat.
Berat banget.
But hey, this draft proves that i've been in a situation which seems worse and more depressing, and i managed to survive. :)
"Akhir-akhir ini idup gue suram.
Dunia serasa sempit.
Ga heran, soalnya dunia buat gue akhir-akhir ini cuma berkisar tempat tidur dan meja belajar.
Kadang bosen bikin gue pindah belajar ke tempat tidur...yang akhirnya bisa ditebak, ketiduran juga.
Lain waktu gue belajar sampe ketiduran, di meja belajar.
Malah akhir-akhir ini kepala jadi lebih akrab tidur di atas Braunswald daripada bantal.
Berharap selama tidur, huruf-huruf itu berdifusi ke otak gue.
Muak juga.
Sekarang daripada ke kosan, gue lebih apal jalan ke Copa.
Rembesan stabilo mulai meramaikan seprai.
Sering panik karena si a punya fotokopian anu dan gue engga. Padahal mungkin punya, nyelip entah dimana.
Kebaca ngga kebaca yang penting punya mendadak jadi prinsip publik.
Mungkin bumi bakal mencak-mencak kalo tau berapa batang pohon yang abis buat fotokopian yang ga kebaca itu.
Mama bilang ini soal amanah. Aku bilang ini soal tubuh dan pikiran yang lelah.
Mama bilang jangan menyerah. Aku bilang mungkin tekadku mulai lemah.
Mama bilang tentang ilmu yang dititipin Allah sama aku. Aku, mau tak mau, juga setuju.
Masih KUAT.
Sekeras apapun aku belajar hari ini, selarut apapun aku tidur malam ini, aku tak mau bangun dengan penyesalan esok pagi."
Yep, you're right, younger me.
Masih KUAT. Semoga semangat itu tetap terjaga dalam diri.
No comments:
Post a Comment