Saturday, June 19, 2010

Bicara

Kami tak bicara pada mulanya

Hanya sekilas pandangan mata

Sekelebat sosok yang menaiki tangga kantin

Sekedar satu dari ratusan lain.


'Lo lucu ya..' mengawali segala

Menghias dunia

Mengawali cerita

Kami, mulai bicara.


Bicara melalui missed call

Melalui pesan-pesan pendek.



Kami bicara lewat kata

Kami bicara lewat diskusi dan adu argumentasi

Kami bicara tentang Ulil dan JIL-nya

Kami bicara tentang proporsi logika dan emosi.




Kami bicara lewat air mata

Kami bicara lewat ego dan harga diri

Kami bicara lewat amarah

Kami bicara lewat nada yang meninggi

dan tak lagi nyaman didengar

Kami bicara lewat keluh dan tangisan

yang kemudian mulai memuakan

Kami bicara lewat bentakan

Kami bicara lewat guratan wajah yang mengeras

lewat tatapan mata yang seakan tak mengerti

kenapa ia yang dikasihi bisa berubah tak berhati.


Kami bicara lewat bunga-bunga

Kami bicara melewati jalan ke Cherish atau bebek Pangdam

Kami bicara di tengah hiruk pikuk kantin kampus

kadang diiringi gelak nakal kolega yang menggoda

Kami bicara di perayaan sebulan, tiga bulan, sesemester, dan seterusnya

Kami bicara lewat ketukanku di pintumu

dan riak bahagia di wajahmu saat tahu itu aku

Kami bicara dengan kepalamu di bahuku.



Kami bicara lewat gelak tawa

Kami bicara lewat canda

bercanda tentang hampir apa saja

mungkin cuma aku, tapi kuyakin juga kamu

Kami bicara lewat warna-warni kontemplasi keriangan.




Kami bicara lewat genggaman tangan

Kami bicara lewat genggam erat tangannya saat menyebrang jalan

Kami bicara lewat jari-jari yang bertautan.



Kami bicara lewat kekosongan di dada.


Begitu saja terhenti

Begitu cepat dan hampir tanpa nyeri

Kami bicara lewat pesan-pesan terakhir

Kami bicara dengan saling mengingatkan.


'kamu boleh diet tapi minimal makan sekali sehari atuh'

'kamu kalo makan harus abis, jangan disisain terus'


'kamu jangan keseringan begadang'

'kamu jangan suka tidur kecepetan, kaya anak sd aja'


'kamu' 'kamu' 'kamu' dan bukan lagi 'kami'

Ya

Kami kini sudah tiada lagi.



Tapi satu yang kukagumi

Setelah semua ini

Kami, tak berhenti bicara.