Friday, June 5, 2009

Rough

Rough, first piece of Adachi Mitsuru sensei I read. Awesome!


Actually, Elex have just published its tenth series. But blame my curiosity, I've read until its final chapter, which is in twelfth series, through mangadownload.net. Hehe. Piracy for privacy, I guess. Ini komik pertama karyanya Adachi Mitsuru yang gw baca, tapi bisa bikin gw pengen baca komik dia yang laen kae Touch, H2, dll. It’s a nice piece of work, really!


Gambarnya halus, rapih, tanpa tarikan garis yang berlebihan. Tone-nya sesuai ama sikon yang pengen ditampilin. Balon dialog yang ga terlalu banyak –karena emang komik ini miskin dialog- bikin Adachi bisa lebih nge- explore background scenery, which seems like one of his specialty. Pembangunan karakter tokoh juga dia lakuin dengan okeh lewat dialog, pencitraan, dan paling sering lewat situasi. Ceritanya simple dan mirip-mirip ama komik remaja laen. Tapi cara Adachi ngebawain cerita yang cenderung mainstream itu, cukup anti-mainstream.


Unsur olahraga (yang selalu jadi background cerita di semua komiknya) dibawakan dengan kental oleh Keisuke Yamato -tokoh utama cowo- yang atlet renang, dan oleh Ami Ninomiya -tokoh utama cewe- yang atlet loncat indah. Tapi ga kaya karyanya yang laen –kbanyakan pake tema baseball- yang nonjolin banget detail tiap pertandingan, di komik ini renang dan loncat indah bener-bener cuma jadi background cerita.


Unsur persahabatan tampil mumpuni lewat temen-temen deket tokoh utama. Kazuaki Seki, Masaru Kume, dan Kyotaro Kitano jadi temen tokoh utama, tentu dengan sifat dan ciri khas masing-masing. Bukan tipe persahabatan yang meaning ato mellow. Persahabatan ala cowo banget lah. Kewl.


Unsur romansa muncul dengan rapi sesuai dengan perkembangan hubungan Yamato-Ninomiya. Dari chapter pertama ampe terakhir sama skali ga ada kata-kata romantis ato adegan cengeng yang biasa ada di serial cantik. Sebaliknya, unsur romansa komik ini ditampilin dengan implisit dan sangat bergantung sama sensitifitas hati pembaca. -halah- Kombinasi komedi-romantis juga dirasa cukup seimbang. Such a unique way to describe love. Heheh.


Ciri khas karya Adachi sensei juga muncul di komik ini.

He’s using a cold humor. Jarang ada tokoh yang ketawa keras ato ngeluarin jokes yang tujuannya bikin lucu komik ini. Kocaknya malah sering muncul lewat situasi yang ada dan gimana para tokoh ngadepin situasi itu. Serial komedi situasi di tv dalam bentuk lembaran kertas.

He’s using his piece of work…to promote his other pieces. Sering banget tiba-tiba muncul tokoh ga penting yang nyuruh kita buat baca juga H2 ato Touch, kocak lah.

He likes to interact with his fans. Contohnya ya lewat iklan tadi itu.

He puts an unpredictable end to his story. Some people may find this as an odd end, but I personally think that it’s a hell of a way to end a twelve series comics. Saran gw, baca komik ini! Ga nyesel d. Haha.


*click*

-whirr- (walkman running)


‘Ehum, ahum’


‘This is Ami Ninomiya

Do you read me?’


‘It is Friday, August the 25th, 9 pm, 25 minutes, 31 seconds.. 32.. 33..

Temperature is 28 degrees, starry sky, fine weather and a gentle breeze..

Do you read me?’


‘I love you’


‘Ami Ninomiya, over and out’


‘Come in, Keisuke Yamato’


Outtie.

Angel and Temon

Selepas sooca dan mde tak hentinya mendera, melepas penat dengan bersenang-senang sebentar memang terasa nikmat. Tanpa mengingat osce yang masih akan menghadang tentunya.

Kmaren gw ama anak-anak nonton Angel And Demon. Telat banget yak baru nonton skarang. Better late than never. Especially for a movie like that. Seru! Kata gw si pelem bagus tuh, apalagi dibandingin ama prekuelnya; Abdel dan Temon. Ahaha. No, seriously. Emang dari segi teori konspirasi, Da Vinci Code lebih menarik untuk ditelaah (malah kalo kata gw karena itu DVC ngeboom dan jadi film yang fenomenal banget), plus DVC unggul di segi peninggalan sejarah dan bukti-bukti fisik yang mendukung teori konspirasinya itu. Madonna of The Rock, pentagram, and of course the prestigious Monalisa.

Faktor yang bikin AAD lebih bagus itu jalan cerita yang simple, tapi tetep menarik buat diikutin. Dengan tensi yang diumbar sejak menit pertama, penonton seakan tidak diberi kesempatan untuk menarik nafas. Jyaah, berasa review film kompas ginih. Ditambah adegan aksi yang berjubel, efek ledakan yang lumayan keren, dan ending yang shocking –khususnya buat yang blom baca bukunya- film ini bisa narik range pasar yang lebih luas dari karya Dan Brown sebelumnya. Keren lah ini film. Ga rugi ngeluarin ceban buat nonton di XXI. Ceban for watching movie on weekend? Yap, itulah untungnya idup di nangor. Hehe.

Outtie.

007

Yay! MDE, is one I'm finally done with!


Cukup optimis pula ama hasilnya, allhamdulillah. Memang benar kata kaka tutor sayah (Teh Shasha =p) klo mde nbss itu asal belajar sooca nya bener mah tinggal review bahan dikit ama ngerjain soal-soal taun lalu juga cukup. Akhirnya dua ratus menit yang melelahkan itu lewat juga..


..but came to think about which, isn’t it a bit over to make students like us forces our brain working for two hundred minutes? Its more than three hours, for God’s sake(!). Otakku sayang, otakku malang. Alternatifnya, bikin soal campuran aja antara pilihan ganda ama essay. Ato essay semua sekalian. *ditusuk* Haha, I know that having an essay form of exam in medicine faculty means 007. License to (be) kill (ed). Tapi kalo itu untuk, as my mom and i think, mendapatkan output dokter yang lebih baek, knapa ngga? Dengan essay, kita jadi lebih susah nyontek. Jadi lebih bisa adaptasi ama berbagai tipe soal. Jadi lebih kritis. Lebih mikir. See, untuk ngedapetin dokter-dokter masa depan yang lebih ‘ngerti’, dan bukan sekedar ‘apal’, I think it worth considered.


Lagian melototin dua ratus soal yang panjangnya ampir separagraf plus lima pilihan jawaban yang ampir ga kalah panjang untuk lebih dari tiga jam juga sangat meng-enek-an, percayalah. I think someone will have to report this to IIBR, International Institution for Brain Rights. Yea, like there was such thing..hehe.


Outtie.